Cara Budidaya Bibit Bunga Saffron, Rempah Asal Iran yang Harganya Selangit

Sariagri - Saffron atau nama latinnya Crocus sativus adalah nama rempah-rempah yang bisa dikatakan paling mahal untuk saat ini. Bibit bunga saffron crocus saja bisa dihargai 60 ribu sampai 100 ribu rupiah. Sementara untuk saffronnya sendiri dengan kualitas grade A dijual dengan harga Rp190 ribu. Mahalnya harga ini ternyata bukan tanpa alasan. Berdasarkan hasil penelitian, safron memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti memperbaiki kualitas tidur, meningkatkan suasana hati, menurunkan berat badan, sampai melawan pertumbuhan sel kanker. Tertarik untuk budidayanya? Jangan khawatir, kamu juga bisa menanam safron sendiri di rumah meski dengan lahan yang kecil. Lantas, apa saja yang perlu disiapkan sebelum menanam bibit bunga saffron, berikut penjelasannya. Cara menanam bibit bunga saffron Perlu diketahui, bunga saffron adalah bunga yang berasal dari ladang di Kashmir, Iran. Berkat harganya yang melambung tinggi, membuat bunga ini sering kerap disebut-sebut lebih berharga daripada emas. Mengutip berbagai sumber, berikut cara menanam bibit bunga saffron di Indonesia. 1. Memilih bibit yang berkualitas Sama halnya dengan jenis tanaman lainnya, pemilihan bibit menjadi awal pertumbuhan tanaman saffron yang baik. Di toko online kini sudah banyak yang menjual bibit bunga saffron, kamu bisa membelinya disana. Bibit bunga saffron sendiri tidak berbentuk biji tetapi justru bagian umbi. Bentuknya tampak seperti bawang bombai. Namun pastikan umbinya benar-benar dalam keadaan segar dan tak kering, saat ingin menanamnya. 2. Menyiapkan media tanam Menurut laman Gardening Know How, bunga saffron membutuhkan tanah dengan drainase baik dan banyak sinar matahari. Sehingga kamu harus menyiapkan media tanam yang baik dan hindari mananam di tanah yang terlalu kering, karena akan membuat safron akan cepat membusuk. Tanah harus memiliki pH antara 6-8 agar bisa menghasilkan safron terbaik. Tanaman safron bisa bertahan dengan suhu antara -20°C hingga 40°C. Oleh karena itu, safron sejatinya bisa dibudidayakan di iklim kering dan panas seperti di Iran, terang laman Sativus. Jangan lupa untuk menggemburkan tanah dengan mencampurkan bahan organik sedalam 25 cm ke dalam tanah dengan kompos, gambut atau daun yang sudah dicacah. Hal ini bertujuan untuk menambah nutrisi dalam tanah yang akan memberikan nutrisi tambahan bagi umbi. 3. Menanam bibit bunga saffron Jika media tanam sudah siap, buat lubang dengan kedalaman 3-5 inci (7,6-12,7 cm). Lalu masukkan bibit dan tutup kembali lubangnya. Tanam umbi saffron secara bergerombol dan berbaris dan beri jarak sekitar 8 cm antar kelompok umbi. Setelah itu lakukan penyiraman dengan sedikit air agar tidak cepat busuk. Hal ini dikarenakan saffron termasuk tanaman yang suka sinar matahari dan tahan di tanah kering. Sehingga pastikan Sobat Agri tidak terlalu sering dan banyak menyiramnya ya! 4. Melakukan penyiraman dalam jumlah sesuai Saat sudah membesar, lakukan perawatan dengan rutin melakukan penyiraman. Setidaknya, siram air sebanyak 1-3 kali dalam seminggu saat musim panas. Namun saat musim hujan, lakukan pengecekan kelembabannya. Jika air menggenang maka lakukan penyiraman seminggu sekali. 5. Masa panen Jika dilihat budidaya bunga saffron memang sangat mudah, namun Sobat Agri harus bersabar untuk menanti masa panen. Pasalnya bunga saffron biasanya baru akan muncul ketika 6-8 minggu setelah ditanam. Namun dalam beberapa kasus bisa tumbuh lebih lama. Dalam satu umbi ini nantinya akan menghasilkan satu bunga, dan tiap bunganya hanya akan menghasilkan 3 putik saffron saja. Bagaimana Sobat Agri, semoga informasi ini bisa membantu kamu dalam membudidaya saffron di halaman rumah. Selamat mencoba!
http://dlvr.it/SQCdTP

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama