Sariagri - Para ilmuwan di Florida A&M University menemukan bumbu kapulaga dapat menjadi kunci penyembuhan jenis kanker payudara yang agresif. Menurut penelitian mereka, senyawa alami cardamonin yang ditemukan dalam kapulaga dapat membunuh sel kanker. Melansir Good News Network, sekitar 10 hingga 15 persen kanker payudara dikenal sebagai "triple-negatif" yang lebih agresif dan mematikan. Mereka juga sulit diobati dengan terapi berbasis hormon yang digunakan untuk jenis kanker payudara lainnya. Tapi sekarang, para ilmuwan di Tallahassee telah membuat penemuan menjanjikan yang bisa membuka jalan bagi pengobatan baru. “Ada kebutuhan kritis untuk menyelidiki tanaman obat sebagai cara baru untuk memerangi kanker ini,” kata penulis studi Dr. Patricia Mendonca, yang mencoba mengembangkan terapi yang ditargetkan untuk kanker payudara triple-negatif yang aman dan efektif. Timnya mempelajari bagaimana cardamonin mempengaruhi ekspresi gen yang disebut PD-L1 yang ditemukan dalam sel tumor. Gen memainkan peran penting dalam membantu sel kanker payudara keluar dari sistem kekebalan tubuh. Mereka menguji senyawa rempah-rempah kapulaga pada sel kanker yang berasal dari wanita keturunan Afrika-Amerika dan wanita asal Eropa. Cardamonin ditemukan membunuh sel kanker dari kedua kelompok—tetapi hanya membatasi ekspresi PD-L1 pada wanita Eropa. Variasi genetik antar ras dapat menjelaskan mengapa sel kanker merespons secara berbeda terhadap rempah-rempah. Kapulaga adalah rempah-rempah yang dibuat dari biji beberapa tanaman dalam genus Elettaria dan Amomum. Keduanya asli anak benua India, Indonesia, dan di seluruh Asia tropis dan subtropis. Saat ini, rempah-rempah yang berharga itu juga dibudidayakan di Guatemala, Malaysia, dan Tanzania—dan merupakan rempah termahal ketiga, setelah kunyit dan vanila. Menjadi bahan umum dalam masakan India dan kue di negara-negara Nordik, kapulaga memiliki rasa yang kuat dan unik, dengan aroma aromatik yang intens. Kapulaga hitam memiliki aroma yang jelas lebih berasap, dengan kesejukan yang beberapa orang anggap mirip dengan mint. Referensi pertama untuk kapulaga obat ditemukan dalam literatur Ayurveda India. Dokter Yunani kuno Dioscorides dan Hippocrates juga menulis tentang sifat terapeutiknya, mengidentifikasinya sebagai bantuan pencernaan. Biji, minyak dan ekstraknya telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad. Satu studi tahun 2009 menunjukkan kapulaga secara signifikan menurunkan tekanan darah. Studi pada tikus menunjukkan bahwa bubuk kapulaga dapat meningkatkan aktivitas enzim tertentu yang membantu melawan kanker. Sebuah studi tahun 2012 menunjukkan potensi kapulaga sebagai agen pencegahan terhadap kanker kulit stadium-2 pada tikus. Penelitian pada tahun 2015 menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam rempah-rempah ini menghentikan sel kanker mulut berkembang biak dalam tabung reaksi. Selanjutnya, para peneliti Florida berencana menguji senyawa penangkal kanker mereka dalam studi klinis. Mereka juga berharap untuk mengungkap mekanisme apa yang mendorong sifat anti-kanker cardamonin. Temuan ini akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society for Investigative Pathology.
http://dlvr.it/SNpZGc
http://dlvr.it/SNpZGc