Sebelum Tanam Pohon Porang, Perhatikan 5 Hal Berikut

Sariagri - Pohon porang merupakan tanaman yang banyak dibudidaya oleh petani di sejumlah daerah di Indonesia. Berbagai bagian di tumbuhan ini juga dapat dimanfaatkan. Mengutip berbagai sumber, pohon porang asli tumbuh di perkebunan atau hutan. Dilansir dari situs Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, tanaman ini termasuk tumbuhan semak yang berumbi di dalam tanah. Tanaman ini pertama kali ditemukan di daerah tropis dari Afrika sampai ke pulau-pulau Pasifik. Kemudian tanaman ini menyebar ke daerah beriklim sedang seperti Cina dan Jepang. Keistimewaan pohon porang adalah toleran dengan naungan hingga 60 persen. Tanaman ini bisa tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain. Sementara untuk bibitnya, biasa digunakan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung. Selain itu, umbinya memiliki nilai ekonomi tinggi. Hal tersebut dikarenakan umbinya mengandung glukomanan yang baik untuk kesehatan serta dapat diolah menjadi bahan pangan. Berikut hal yang perlu diperhatikan sebelum menanam pohon porang. 1. Waktu Panen Untuk panen, dibutuhkan sekitar enam bulan lamanya atau sehabis periode musim kemarau berakhir. Apabila tidak dipanen, tanaman ini akan layu dan seolah mati. 2. Tujuan Budidaya Seperti yang kita ketahui, hasil panen pohon porang memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Terdapat permintaan untuk umbinya karena bisa diolah menjadi tepung. Tanaman ini mengandung glukomanan dan rendah kalori. Selain itu, tanaman ini juga mengandung serat dan memiliki tujuh macam asam amino esensial. 3. Waktu Tepat Menanam Untuk budidaya yang perlu diperhatikan yaitu menyiapkan lahan terbuka. Sistemnya sebaiknya dilakukan dengan monokultur supaya hasilnya lebih maksimal. Menanam tanaman ini disarankan dilakukan pada awal musim hujan yaitu sekitar Oktober hingga Desember. Perawatan tanaman ini pun termasuk mudah. Seperti tanaman pada umumnya, setelah ditanam harus dirawat secara rutin. Perawatan terdiri dari beberapa tahapan yaitu membersihkan gulma, meninggikan guludan, memberikan pupuk dan melakukan penjarangan. 4. Cara Penanaman yang Baik Cara menanam yang baik yaitu bibit dimasukkan satu per satu ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas. Kemudian, setiap lubang diisi satu bibit saja dengan jarak tanam 1 m x 1 m. Kemudian tutup lubang tanam dengan tanah setebal 3 cm. Agar cepat panen, tanam bibit dari bibit umbi. Pasalnya, umbinya sudah bisa mulai dipanen ketika umurnya telah mencapai 7 bulan sejak masa tanam. Sementara pohon porang katak membutuhkan waktu lebih lama untuk dipanen. Perlu waktu sekitar sekitar 18-24 bulan sejak masa tanam untuk dipanen hasilnya. Proses panen dilakukan dengan cara menggali umbi. 5. Panen Berapa Kali dalam Setahun Tanaman ini dapat dipanen untuk pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun. Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 1 kilogram per umbi. Sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Adapun ciri-ciri umbi dari tanaman ini siap panen yaitu jika daunnya telah kering dan jatuh ke tanah. Satu pohon porang bisa menghasilkan umbi sekitar 2 kg. Dari sekitar 40 ribu tanaman dalam satu hektare, bisa dipanen 80 ton umbi pada periode pemanenan tahun kedua. Usai dipanen, umbi segera dibersihkan dari tanah dan akar, kemudian dipotong lalu dijemur. Memotongnya pun harus benar karena menentukan kualitas umbi.
http://dlvr.it/SMCGjc

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama